Jumat, 23 Desember 2011

Apa itu Wali? (tanya-jawab)

assalamualaikum..
sya mau bertnya, apa yg di mksud dngan
"SEORANG WALI" ,,

trima ksih wasalam..

Jawab.

wa 'alaykumussalam warohmatullahi wa barokatuh

Walī dalam bahasa Arab berarti adalah 'seseorang yang dipercaya' atau 'pelindung', makna secara umum menjadi 'Teman Allah' dalam kalimat walīyu 'llāh. Al Qur'an menjelaskan Wali allah memiliki arti orang yang beriman dan bertakwa. “Ingatlah sesungguh wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yg beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus 10:62 - Al-Furqan dalam kitab Majmu’atut Tauhid hal. 339)

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Alloh telah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”.

Etimologi

Kata ‘wali’ bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata ‘al-wilayah’ yg arti adl ‘kekuasaan’ dan ‘daerah’ sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Sikkit, atau terambil dari kata ‘al-walayah’ yg berarti pertolongan. Adapun secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa seluruh orang yang beriman lagi bertaqwa adalah disebut wali Allah, dan wali Allah yang paling utama adalah para nabi, yang paling utama di antara para nabi adalah para rasul, yang paling utama di antara para rasul adalah Ulul ‘azmi, yang paling utama di antara Ulul ‘azmi adalah Muhammad. Maka para wali Allah tersebut memiliki perberbedaan dalam tingkat keimanan mereka, sebagaimana mereka memiliki tingkat yang berbeda pula dalam kedekatan Mereka dengan Allah.

Dua golongan wali


Assaabiquun Almuqarrabuun (barisan terdepan dari orang-orang yang dekat dengan Allah)
Mereka yang melakukan hal-hal yang mandub (sunnah) serta menjauhi hal-hal yang makruh disamping melakukan hal-hal yang wajib. Sebagaimana lanjutan hadits: "Dan senantiasa seorang hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya."

Ashaabulyamiin (golongan kanan)

Mereka hanya cukup dengan melaksanakan hal-hal yang wajib saja serta menjauhi hal-hal yang diharamkan, tanpa melakukan hal-hal yang mandub atau menjauhi hal-hal yang makruh. Sebagaimana yang disebutkan dalam potongan hadits di atas: “Dan tidaklah seorang hambaku mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya”.

Kedua golongan ini disebutkan Allah dalan firman-Nya: “Adapun jika ia termasuk golongan yang dekat (kepada Allah). Maka dia memperoleh ketentraman dan rezki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan. Maka keselamatan bagimu dari golongan kanan”. (Al Waaqi’ah: 88-91). Kemudian para wali itu terbagi pula menurut amalan dan perbuatan mereka kepada dua bagian; wali Allah dan wali setan. Maka untuk membedakan di antara kedua jenis wali ini dapat dilihat dari amalan seorang wali tersebut, bila amalannya benar menurut Al Quran dan sunnah maka dia adalah wali Allah sebaliknya bila amalannya penuh dengan kesyirikan dan segala bentuk bid’ah maka dia adalah wali setan.

Ciri-Ciri Wali Allah

Allah telah menyebutkan ciri para wali-Nya dalam firmannya, “Ingatlah, sesungguhnya para wali-wali Allah Mereka tidak merasa takut dan tidak pula merasa sedih. Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertaqwa”. (Yunus: 62-63).

Berikut kita akan rinci ciri-ciri dari kedua jenis wali tersebut:

Beriman

Keimanan yang yang dimilikinya tidak dicampuri oleh berbagai bentuk kesyirikan. Keimanan tersebut tidak hanya sekedar pengakuan tetapi keimanan yang mengantarkan kepada bertakwa. Landasan keimanan yang pertama adalah Dua kalimat syahadat. Maka orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat atau melakukan hal-hal yang membatalkan kalimat tauhid tersebut adalah bukan wali Allah. Seperti menjadikan wali sebagai perantara dalam beribadah kepada Allah, atau menganggap bahwa hukum selain Islam adalah sama atau lebih baik dari hukum Islam. Atau berpendapat semua agama adalah benar. Atau berkeyakinan bahwa kenabian dan kerasulan tetap ada sampai hari kiamat bahwa Muhammad bukan penutup segala rasul dan nabi.

Bertaqwa

Ia melakukan apa yang diperintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ini yaitu melakukan hal-hal yang diwajibkan agama, ditambah lagi dengan amalan-amalan sunnah. Maka oleh sebab itu kalau ada orang yang mengaku sebagai wali, tapi ia meninggalkan beramal kepada Allah maka ia termasuk pada jenis wali yang kedua yaitu wali setan. Atau melakukan ibadah-ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Baik dalam bentuk salat maupun zikir, dll.

Siapakah Wali Allah?

Al-Imam Ath-Thabari mengatakan: “Wali Allah adalah orang yg memiliki sifat seperti yg telah disebutkan Allah yaitu beriman dan bertakwa.”

Ibnu Katsir mengatakan: “Wali-wali-Nya adl mereka yg beriman dan bertakwa sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah tentang mereka sehingga tiap orang yg bertakwa adl wali-Nya.”
Al-Baidhawi t berkata: “Wali Allah adalah orang2 yg mewujudkan ketaatan kepada Allah dan orang2 yg diberikan segala bentuk karamah.”

Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan: “Wali Allah adl orang2 yg mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai amalan yg bisa mendekatkan diri kepada-Nya.”

Ibnu Abil ‘Izzi berkata: “Wali Allah adalah orang yg selalu melaksanakan segala yg dicintai Allah dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya dgn segala perkara yg diridhai-Nya.”

Al-Hafidz Ibnu Hajar  mengatakan: “Wali Allah adalah orang yg berilmu tentang Allah dan dia terus-menerus di atas ketaatan kepada-Nya dgn mengikhlaskan peribadatan.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Wali Allah adalah orang yg beriman dan bertakwa.” dlm kesempatan lain beliau berkata: “Mereka adl orang2 yg beriman dan ber-wala’ kepada Allah . Mereka mencintai apa-apa yg dicintai-Nya membenci apa-apa yg dibenci-Nya ridha terhadap apa-apa yg diridhai-Nya murka terhadap apa-apa yg dimurkai-Nya memerintahkan kepada apa-apa yg diperintahkan-Nya mencegah apa-apa yg dicegah-Nya memberi kepada orang yg Dia cinta utk diberi dan tdk memberi kepada siapa yg Dia larang utk diberi.”

Al-Hafidz Ibnu Ahmad Al-Hakami mengatakan: “Wali Allah adalah tiap orang yg beriman kepada Allah bertakwa kepada-Nya dan mengikuti Rasulullah .”

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berkata: “Wali Allah adl orang2 yg telah dijelaskan dlm firman-Nya .” Kemudian beliau menukilkan ucapan Ibnu Taimiyyah : “Barang siapa yg beriman dan bertakwa mk dia adl wali Allah .”

Dari beberapa ucapan ulama di atas sangat jelas bagi kita siapa yg dimaksud dgn wali Allah . Semua ucapan ulama tersebut tdk saling bertentangan walaupun ungkapan berbeda-beda. Semua pendapat mereka bermuara pada firman Allah :
“Ingatlah sesungguh wali-wali Allah itu tdk ada kekhawatiran pada mereka dan tdk pula mereka bersedih hati. Yaitu orang2 yg beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Al-Furqan dlm kitab Majmu’atut Tauhid hal. 339)

Siapakah Wali Setan?

Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Wali setan adl orang2 yg menyelisihi Allah dan orang2 yg tdk mematuhi anjuran Al Qur’an dan As Sunnah. Mereka adl ahli bid’ah berdoa kepada selain Allah mengingkari kemahatinggian Allah di atas ‘Arsy-Nya memukul tubuh mereka dgn besi memakan api dan lain dari amalan-amalan orang Majusi dan setan.”
Allah telah menjelaskan dlm Al Qur’an dlm banyak ayat tentang ciri-ciri dan sifat mereka serta apa yg diperbuat oleh tentara-tentaranya.

Dalil-dalil Tentang Adanya Wali Setan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah membawakan dalil yg banyak tentang keberadaan wali setan di dlm kitab beliau Al-Furqan Baina Auliya Ar-Rahman wa Auliya Asy-Syaithan sebagaimana beliau juga membawakan dalil tentang wali Allah ciri-ciri mereka dan karamah yg Allah berikan kepada mereka.
Allah berfirman:
“orang2 yg beriman berperang di jalan Allah dan orang2 kafir berperang di jalan thaghut krn itu perangilah wali-wali setan krn sesungguh tipu daya setan lemah.”
“Barangsiapa menjadikan setan sebagai wali selain Allah mk ia menderita kerugian yg nyata.”
“Sesungguh mereka tdk lain adl setan yg menakut-nakuti wali-wali krn itu janganlah kalian takut kepada mereka jika kalian benar-benar orang yg beriman.”
“Sesungguh Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang2 yg tdk beriman.”

Masih banyak lagi nash yg menjelaskan keberadaan wali setan di tengah-tengah orang yg beriman. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Barangsiapa yg mengaku cinta kepada Allah dan ber-wala’ kepada-Nya namun dia tdk mengikuti Rasulullah  mk dia bukan wali Allah . Bahkan barangsiapa yg menyelisihi Rasulullah mk dia adl musuh Allah dan wali setan.”
Kemudian beliau berkata: “Walaupun kebanyakan orang menyangka mereka atau selain mereka adl wali Allah . mereka bukanlah wali Allah ”

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar